Home » , , » Tentang Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"

Tentang Novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"

Dhedi R Ghazali | Saturday, September 05, 2015 | 0 komentar


Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Mungkin bagi para penikmat novel khususnya ciptaan Tere Liye, judul di atas tidaklah asing lagi. "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" adalah salah satu judul novel ciptaan penulis muda satu ini.
Novel tersebut bagi saya adalah salah satu novel yang memberikan efek "boombastis". Kenapa dan bagaimana bisa? Banyak hal yang saya dapatkan dari novel ini, selain gaya bahasa yang menarik bahkan boleh dibilang puitis, novel ini juga menawarkan ruang renung yang luar biasa bagi pembacanya.

Awal mula saya membaca novel ini adalah berawal dari ketidaksengajaan yang mungkin saja ketidaksengajaan itu erat hubungannya dengan isi yang disampaikan dalam novel buatan Tere Liye tersebut. 

Pada suatu ketika, jiwa dan batin saya sedang dalam keadaan yang kacau balau. Permasalahan bermunculan menghampiri tanpa jeda hingga membuat manusia bodoh ini acapkali menyalahkan keadaan yang sedang terjadi. Singkatnya, untuk menghilangkan penat itu saya putuskan berjalan-jalan di salah satu toko buku di Yogyakarta. Sebenarnya maksud awal datang ke toko itu bukanlah untuk membeli buku, hanya sekadar ingin berjalan-jalan saja. Di salah satu rak buku dimana kumpulan novel Tere Liye dipajang, mata ini langsung tertuju pada buku dengan sampul berwarna merah menyala yang berjudul "Rembulan Tenggelam di Wajahmu". Terlanjur tertarik, akhirnya saya lihat sampul bagian belakang dan membaca sinopsis yang ada. Entah kenapa, tiba-tiba saja ada terdengar bisikan mengatakan "Belilah dan bacalah! Kau akan menyukainya". Memang selama ini salah satu hobi saya adalah membaca novel, jadi tanpa pikir panjang akhirnya saya putuskan untuk membeli novel tersebut.

Sesampainya di rumah, novel itu tidak langsung saya baca. Malam hari sekitar pukul 11 malam, karena belum bisa tidur sebab kepenatan yang masih saja menghantui akhirnya saya membacanya. Satu lembar, dua lembar, terlihat isi novel biasa-biasa saja. Anehnya, hati ini seolah memaksa untuk tetap melanjutkan membaca. Lembar demi lembar terbuka, setiap lembar menyuguhkan rangkaian kata dan cerita yang begitu menarik. Ya, begitu menarik karena apa yang diceritakan ternyata tidak jauh beda dengan apa yang sedang saya rasakan. Tentang pertanyaan-pertanyaan yang ada di otak manusia selama menjalani kehidupan. Pertanyaan tentang hidup dan kehidupan itu sendiri, tentang keadilan dan kekuasaan Tuhan serta tentang sebuah kesempatan. Dengan waktu 2 jam novel ini selesai saya baca.

Setelah selesai membacanya, batin mulai bergejolak. Mungkin saja ini adalah cara Tuhan untuk menjawab pertanyaan yang ada di benak selama ini. Jawaban dari Tuhan yang akhirnya saya temukan lewat perantara novel berjudul "Rembulan Tenggelam di Wajahmu". Ya, seperti halnya Rey(tokoh utama dalam novel) yang diberi kesempatan untuk bertanya 5 pertanyaan dan diberikan 5 jawaban, setidaknya seperti itulah yang sedang terjadi pada saya sewaktu membaca novel ini.

Lalu apa yang istimewa? Dari cerita di atas, ada hal yang sangat bermakna yang saya dapatkan. Ternyata memang Tuhan mempunyai banyak cara yang tak terduga untuk menjawab keluh kesah umatnya. Itulah yang penting. Selama ini kita acapkali menyalahkan keadaan yang berujung kepada pikiran bahwa Tuhan tidak adil. Dimanakah Tuhan saat kita dalam kesulitan? Saat batin dan jiwa dilanda kepenatan, atau saat permasalahan demi permasalah menghampiri hidup? Seharusnya pertanyaan itu tidak layak untuk muncul di benak manusia, sebab satu hal yang pasti bahwa Tuhan tidak akan pernah mendzalimi umatnya. Seharusnya manusialah yang dituntut untuk "peka" terhadap keadilan dan kasih sayang Sang Pencipta. Rembulan yang tenggelam di wajah manusia bukanlah karena-Nya, namun karena perbuatan manusia itu sendiri. Tak seharusnya rembulan itu tenggelam di wajah jika saja kita mampu menikmati betapa indahnya rembulan itu dengan mata kita, bukan justru dengan menundukkan wajah. Ingatlah bahwa apa yang terjadi memanglah sudah digariskan oleh-Nya, tapi semua akan tetap berdasar hukum sebab-akibat. Sesuatu yang terjadi bukanlah tanpa sebab dan setiap sebab pastilah akan menimbulkan akibat, dan yang perlu kita tahu adalah bahwa akibat tidak selalu negatif, tinggal bagaimana kita menyikapinya.


Gubuk, 2015
Share this article :
Kehidupan Tanpa Batas

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Copyright © Nov 2010. Kehidupan Tanpa Batas - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger