![]() |
Sumber Gambar: ornamenkehidupan.blogspot.com |
Pesta Jalanan
Pesta jalanan yang tak pernah usai:
Maghrib yang lirih, roda-roda menderu,
berputar terburu-buru. Lampu-lampu
laiknya bintang berjatuhan di aspal-
aspal yang sudah lama saling kenal
Angin yang tak tentu arah, mengibas-
kibaskan daun pohon-pohon kota,
seekor kucing bunting mengendap-endap
menyusup ke dalam pagar rumah tua
Berpasang-pasang kekasih berwajah-
wajah berbeda, tanpa ada tegur sapa
: wajah yang kuning, biru dan perak
Malam menggeliat, melekat pada
jantung kota Yogyakarta
Trotoar pengasingan, 2017
/2/
Malam
Malam yang terjaga: jeruji besi, pintu-
pintu kayu, mata di sudut-sudut ruang
dan cahaya lampu terjatuh di tembok
yang mengelupas.
Malam yang dingin: lorong-lorong sepi,
aroma tembakau, angka-angka di-
dalam kepala, dan rasa
kantuk di mana-mana
Aku melihat bayanganku sendiri
yang kadang di belakang, di depan
dan di sampingku
dan aku senang
Yogya, 2017
/3/
Cerita Usang
Sekali lagi aku jatuh hati
pada bantaran kali
Pada air yang mengalir
melewati celah-celah bebatuan cadas
Gemericiknya berdenyut di kepala
dan cahaya yang hening
menyelinap dari celah daun-daun
Aroma alam : bau tanah, bau kayu-
kayu yang kering dan basah
Seorang pemancing tua dengan batang bambu
Ikan-ikan berkecipak: ekornya merah menyala
tubuhnya mengkilap keemasan
Ada kesabaran yang lesap bersama asap
yang beraroma kemenyan
Aku sekali lagi jatuh cinta
pada pendoa yang takzim bertapa
di atas batu. Ia tak henti-hentinya
berdoa untuk: ikan-ikan kecil
riak-riak di air
dan pemancing tua
Yogya, 2017
/4/
Krah Baju
Pada akhirnya, malam benar-
benar menjadi hantu:
pohon-pohon diam, burung dandang
haus menatap kosong
Ada yang berbisik selirih napas
"Sudahkah kau benarkan krah bajumu?"
Cahaya lampu serupa bayanganmu
malam pecah, segalanya luruh
ke dalam udara. Tak ada yang
perlu aku katakan: kau kudekap;
kau mendekapku dan kau benarkan
krah baju di batang leherku
Kerinduan rebah di udara
tak ada kata, tak ada bahasa
tulang-tulang yang ngilu
Kenangan lahir di sudut kamar
berteriak tanpa suara:
dingin dan hambar
Yogya, 2017
/5/
Sebuah Percakapan
percakapan pohon-pohon randu alas
yang lebih diam dari kebisuan--
bahasa yang tak asing di telinga:
bahasa kesepian yang menelikung senja
tempat tubuhku bersandar dan
membagikan cerita tentang:
seorang anak yang bermain ayunan
di depan nisan tak bernama,
seorang ibu yang menanak kesepian
di belakang bukit tak bertuan
(sajak-sajak paling duka keluar dari dalam gua yang menua)
kelahiran yang tergesa-gesa
kehidupan yang singkat dan lama
kematian yang begitu sabar
(kidung-kidung paling luka keluar bersama helai napas yang berdenyut)
api-api kelahiran, asap-asap kehidupan, abu-abu kematian
menjelma sebuah peti mati tanpa jenazah:
yang diseret-seret di jalan berbatu
menuju pemakaman raja-raja
musim kemarau: pohon-pohon bisu
senja: lampu-lampu kehilangan cahaya
malam: rembulan kuning pucat
percakapan musim, senja dan malam
yang lebih diam dari kebisuan
berbicara tentang: daun-daun gugur,
ranting-ranting tua dan burung hantu
yang hinggap di nisan-nisan
Yogya, 2017
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat. Silahkan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun. Setelah membaca, saya harap juga bisa meninggalkan komentar serta like fans page kehidupan tanpa batas. Semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Barangsiapa yg memberi petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah pahala seperti orang yg melakukan kebaikan itu.” (HR Muslim)
0 komentar:
Post a Comment