Home » , » Puisi Dhedi R Ghazali: Aku, Waktu dan Kehidupan

Puisi Dhedi R Ghazali: Aku, Waktu dan Kehidupan

Dhedi R Ghazali | Sunday, October 22, 2017 | 0 komentar

Sumber Gambar: ornamenkehidupan.blogspot.com
 /1/
Pesta Jalanan

Pesta jalanan yang tak pernah usai:
Maghrib yang lirih, roda-roda menderu,
berputar terburu-buru. Lampu-lampu
laiknya bintang berjatuhan di aspal-
aspal yang sudah lama saling kenal

Angin yang tak tentu arah, mengibas-
kibaskan daun pohon-pohon kota,
seekor kucing bunting mengendap-endap
menyusup ke dalam pagar rumah tua

Berpasang-pasang kekasih berwajah-
wajah berbeda, tanpa ada tegur sapa
: wajah yang kuning, biru dan perak

Malam menggeliat, melekat pada
jantung kota Yogyakarta

Trotoar pengasingan, 2017


/2/
Malam


Malam yang terjaga: jeruji besi, pintu-
pintu kayu, mata di sudut-sudut ruang
dan cahaya lampu terjatuh di tembok
yang mengelupas.

Malam yang dingin: lorong-lorong sepi,
aroma tembakau, angka-angka di-
dalam kepala, dan rasa
kantuk di mana-mana

Aku melihat bayanganku sendiri
yang kadang di belakang, di depan
dan di sampingku
dan aku senang

Yogya, 2017

/3/
Cerita Usang


Sekali lagi aku jatuh hati
pada bantaran kali
Pada air yang mengalir
melewati celah-celah bebatuan cadas
Gemericiknya berdenyut di kepala
dan cahaya yang hening
menyelinap dari celah daun-daun

Aroma alam : bau tanah, bau kayu-
kayu yang kering dan basah

Seorang pemancing tua dengan batang bambu
Ikan-ikan berkecipak: ekornya merah menyala
tubuhnya mengkilap keemasan

Ada kesabaran yang lesap bersama asap
yang beraroma kemenyan

Aku sekali lagi jatuh cinta
pada pendoa yang takzim bertapa
di atas batu. Ia tak henti-hentinya
berdoa untuk: ikan-ikan kecil
riak-riak di air
dan pemancing tua

Yogya, 2017

/4/
 Krah Baju

Pada akhirnya, malam benar-
benar menjadi hantu:
pohon-pohon diam, burung dandang
haus menatap kosong

Ada yang berbisik selirih napas
"Sudahkah kau benarkan krah bajumu?"

Cahaya lampu serupa bayanganmu
malam pecah, segalanya luruh
ke dalam udara. Tak ada yang
perlu aku katakan: kau kudekap;
kau mendekapku dan kau benarkan
krah baju di batang leherku

Kerinduan rebah di udara
tak ada kata, tak ada bahasa
tulang-tulang yang ngilu
Kenangan lahir di sudut kamar
berteriak tanpa suara:
dingin dan hambar

Yogya, 2017

/5/
Sebuah Percakapan


percakapan pohon-pohon randu alas
yang lebih diam dari kebisuan--
bahasa yang tak asing di telinga:
bahasa kesepian yang menelikung senja
tempat tubuhku bersandar dan
membagikan cerita tentang:
seorang anak yang bermain ayunan
di depan nisan tak bernama,
seorang ibu yang menanak kesepian
di belakang bukit tak bertuan

(sajak-sajak paling duka keluar dari dalam gua yang menua)

kelahiran yang tergesa-gesa
kehidupan yang singkat dan lama
kematian yang begitu sabar

(kidung-kidung paling luka keluar bersama helai napas yang berdenyut)

api-api kelahiran, asap-asap kehidupan, abu-abu kematian
menjelma sebuah peti mati tanpa jenazah:
yang diseret-seret di jalan berbatu
menuju pemakaman raja-raja

musim kemarau: pohon-pohon bisu
senja: lampu-lampu kehilangan cahaya
malam: rembulan kuning pucat

percakapan musim, senja dan malam
yang lebih diam dari kebisuan
berbicara tentang: daun-daun gugur,
ranting-ranting tua dan burung hantu
yang hinggap di nisan-nisan

Yogya, 2017



Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat. Silahkan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun. Setelah membaca, saya harap juga bisa meninggalkan komentar serta like fans page kehidupan tanpa batas.  Semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Barangsiapa yg memberi petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah pahala seperti orang yg melakukan kebaikan itu.” (HR Muslim)
Share this article :
Kehidupan Tanpa Batas

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Copyright © Nov 2010. Kehidupan Tanpa Batas - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger